02 November, 2009

Sumbangsih Untuk Padang


Alam bahasa dan Swaloka Peduli bersama-sama mengumpulkan dana untuk saudara-saudara kita yang terkena musibah gempa bumi di Padang, Sumatra Barat. Pengumpulan itu dilakukan secara bersama-sama dalam acara Malam Indonesia yang diadakan pada tanggal 22 Oktober 2009.

Disamping penggalangan dana lewat Malam Indonesia, Swaloka Peduli juga membuka dompet bantuan yang ditujukan kepada siapa saja yang berada di lingkungan KSU Swaloka untuk berbagi, baik itu dari semua staff dan karyawan unit kerja yang ada di bawah KSU Swaloka, tapi juga dari para pembelajar yang ada di lingkungan Alam bahasa.

Dana yang terkumpul dari kegiatan tersebut berjumlah Rp. 2.000.000, dan sudah dikirimkan kepada Mbak Meilyana, salah satu staff dari All Plus yang kebetulan sedang pulang kampung. dana itu ditujukan untuk kepentingan proses belajar-mengajar di sekolah-sekolah. Kebutuhan yang nyata dan sangat diperlukan oleh mereka adalah kipas angin karena selama ini mereka belajar di dalam tenda dan pasti sangat panas.

Terima kasih untuk dukungan dan doa dari semua pihak yang telah memberikan perhatian kepada saudara-saudara kita di Padang.

27 Juli, 2009

MEMBERDAYAKAN PRAMUNIAGA

Bekerja sama dengan para mahasiswa jurusan bahasa Inggris Universitas negeri Yogyakarta, Swaloka Peduli sedikit berperan serta dalam meningkatkan kemampuan bahasa inggris pramuniaga toko perak di Kota Gede Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal 21 Mei sampai dengan 14 Juni 2009, yang terbagi ke dalam 8 kali pertemuan.

Dukungan dari Swaloka Peduli memang tidak banyak, tetapi setidaknya hal itu berguna bagi penerima manfaat sehingga mereka bisa lebih berkembang dalam bekerja, dan pada akhirnya mereka lebih mampu mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri pada para penerima manfaat diharapkan juga semakin meningkatkan jiwa kewirausahaan mereka dalam skala tertentu sehingga pada saatnya nanti mereka bisa lebih ulet dalam berkarya.

Salah satu tujuan dari keberadaan Swaloka Peduli adalah bagaimana memunculkan dan meningkatkan jiwa kewirausahaan, khususnya kepada para murid sebagai bekal mereka kelak, dan juga kepada masyarakat umum. Jiwa kewirausahaan dalam pandangan Swaloka Peduli tidak harus selalu berkaitan dengan dunia bisnis saja, tetapi juga menekankan pada semangat berjuang dan berusaha memperbaiki semua sisi kehidupan.

07 Mei, 2009

KEMBALI KE SEKOLAH


Sebentar lagi musim libur tiba sesudah anak-anak muda belajar selama 1 tahun di sekolah. Mereka sudah mencoba yang terbaik untuk tahun ajaran ini, baik untuk kenaikan kelas atau pun untuk menyelesaikan jenjang pendidikan yang sudah ditempuhnya selama di SD, SMP, atau SMA/K.

Dan seperti biasa, orang tua murid pun akan dipusingkan dengan pencarian sekolah baru untuk anak mereka atau berusaha memenuhi kebutuhan biaya sekolah untuk tahun ajaran yang akan datang. Mari Kita bantu mereka sebisa kita supaya mereka, orang tua murid dan anak, bisa sedikit merasakan ketenangan dan dengan itu mereka akan lebih berusaha untuk meningkatkan prestasi belajar.

Kita membantu anak-anak dengan upaya kita, dan biarkan mereka mengembangkan kemampuan intelektualnya.

09 April, 2009

BERBAGI KASIH DAN KEBAHAGIAAN


Pada hari Kamis, tanggal 19 Maret 2009 Swaloka Peduli bekerja sama dengan PURIKIDS sebagai bagian dari Alam bahasa memberikan tanda suka cita dan perhatian kepada Yayasan Sayap Ibu di Yogyakarta. Tanda cinta itu diharapkan bisa sedikit membantu dan melanjutkan usaha serta niat baik Yayasan Sayap Ibu dalam memberikan perhatian, cinta kepada anak-anak tuna ganda. Tanda cinta dari Swaloka Peduli itu merupakan sumbangsih dengan kerelaan dan ketulusan sebagai perwujudan dari anugerah yang sudah diterima oleh Swaloka Peduli selama ini. Kami sadar bahwa apa yang kami terima dari Tuhan haruslah diteruskan kepada mereka yang membutuhkan.

Semoga di masa depan, Swaloka Peduli bisa lebih memberi perhatian kepada para penyandang tuna ganda yang belum mendapatkan hak-haknya, sehingga mereka bisa berada pada tempat yang seharusnya. Semoga cinta dan perhatian lah yang menjadi sumber dari seluruh gerak kehidupan dan sekaligus menghidupkan kita semua.

Mari berbagi kebahagiaan dengan membahagiakan sesama, khususnya mereka yang kadang terlupakan.


SHARING LOVE AND HAPPINESS

Thursday, March 19, 2009, Swaloka Care gave a token of appreciation and care to Sayap Ibu Foundation, Yogyakarta. This small gift was expected to support the care and good deeds of Sayap Ibu Foundation in taking care and loving the handicapped children.

The gift from Swaloka Care was a sincere contribution to share the joy and happiness that Swaloka Care had achieved so far. We do realize that whatever bless and prosperity we have received from God should be shared with the needy.


Hopefully, in the future, Swaloka Care can give more attention to the handicapped who hasn’t received their rights. We hope that they can be treated rightly as they deserved. We hope that love and care can be the source and the soul of our lives.

Let’s share happiness by cherishing our care to others, especially the ones often forgotten.

10 Maret, 2009

DUKUNGAN KEPADA ANAK

Pada 15 Oktober 2005, kami mengunjungi Panti Asuhan SAYAP IBU di Yogyakarta. Panti Asuhan ini menangani anak-anak yang barangkali memang kehadirannya tidak dikehendaki sepenuh hati oleh orang tuanya.

Di sana kami bermain sejenak bersama wajah-wajah yang tidak mengenal rasa iri, marah dan benci kepada sesama, wajah polos yang berani menatap dunia atas dorongan kasih dari SAYAP IBU. Kami mencoba berbagi rasa dengan wajah-wajah mungil polos dan suci. Semoga hati kita semakin tergerak untuk memberikan tangan kita kepada mereka, untuk masa depan mereka, untuk kebahagiaan mereka.




SUPPORTS FOR CHILDREN

In October 15, 2005 we visited SAYAP IBU orphanage in Yogyakarta. This orphanage handles children who possibly refused by their parents.
We played a while with the children and found our peace in their innocent faces that showed no envy, anger, and hatred. They looked up enthusiastically to their future with the support from SAYAP IBU. We shared our love with those cute little children. We do hope that this experience can touch everyone’s heart to give a hand for their future and happiness.

04 Maret, 2009

MURID DAN SEKOLAH PENERIMA MANFAAT







Berikut ini adalah data sekolah yang mendapat bantuan operasional sekolah yang mengalami kesulitan keuangan pada periode tahun 2000~2007

1. SD Kanisius Pondok, Berbah, Sleman, periode 2003 ~ 2007
2. SD BOPKRI Turen, Bantul periode 2003 ~ 2007
3. SLB Bina Siwi, Bantul periode 2003 ~ 2006


Adapun para siswa penerima beasiswa selama periode 2000~ 2007 adalah sebagai berikut
  1. Tahun 2000 28 anak SD, 4 anak SMP, 4 anak SMK/A
  2. Tahun 2001 28 anak SD, 4 anak SMP, 4 anak SMK/A
  3. Tahun 2002 28 anak SD, 4 anak SMP, 8 anak SMK/A
  4. Tahun 2003 28 anak SD, 3 anak SMP, 8 anak SMK/A
  5. Tahun 2004 39 anak SD, 3 anak SMP, 8 anak SMK/A
  6. Tahun 2005 39 anak SD, 5 anak SMP, 3 anak SMK/A
  7. Tahun 2006 25 anak SD, 1 anak SMP, 3 anak SMK/A
  8. Tahun 2007 25 anak SD, 1 anak SMP, 3 anak SMK/A
Mereka berasal dari beberapa sekolah, yaitu
  1. SD Kanisius Wirobrajan I, Yogyakarta
  2. SD Kanisiis Wirobrajan II, Yogyakarta
  3. SD Muhammadiyah Blunyah, Yogyakarta
  4. SD Kanisius Notoyudan, Yogyakarta
  5. SD Kanisius Sengkan, Sleman
  6. SD BOPKRI Turen, Bantul
  7. SD Sang Timur, Yogyakarta
  8. SMP Sleman
  9. SMP 4 Depok, Sleman
  10. SMP Institut Indonesia, Yogyakarta
  11. SMK St. Paulus, Bantul


SCHOOLS ACCEPTING OPERATIONAL COST AND SCHOOLARSHIP

Here is the list of schools with financial deficiencies receiving operational aid in 2000-2007:

1. Kanisius Pondok Elementary School, Berbah, Sleman, 2003-2007

2. BOPKRI Turen Elementary School, Bantul, 2003-2007

3. Bina Siwi Handicapped School, Bantul, 2003-2006

The numbers of students receiving scholarships in 2000-2007 are listed below.

1. 28 Elementary students, 4 Junior High School students, 4 Vocational/General High School students in 2000.

2. 28 Elementary students, 4 Junior High School students, 4 Vocational/General High School students in 2001.

3. 28 Elementary students, 4 Junior High School students, 8 Vocational/General High School students in 2002.

4. 28 Elementary students, 3 Junior High School students, 8 Vocational/General High School students in 2003.

5. 39 Elementary students, 3 Junior High School students, 8 Vocational/General High School students in 2004.

6. 39 Elementary students, 5 Junior High School students, 3 Vocational/General High School students in 2005.

7. 25 Elementary students, 1 Junior High School student, 3 Vocational/General High School students in 2006.

8. 25 Elementary students, 1 Junior High School student, 3 Vocational/General High School students in 2007.

They came from several schools as listed below.

1. Kanisius Wirobrajan I Elementary School, Yogyakarta

2. Kanisius Wirobrajan II Elementary School, Yogyakarta

3. Muhammadiyah Blunyah Elementary School, Yogyakarta

4. Kanisius Notoyudan Elementary School, Yogyakarta

5. Sengkan Kanisius Elementary School, Yogyakarta

6. BOPKRI Turen Elementary School, Bantul

7. Sang Timur Elementary School, Yogyakarta

8. Sleman Junior High School

9. Depok 4 Junior High School, Sleman

10. Indonesia Institute Junior High School, Yogyakarta

11. St. Paulus Vocational School, Bantul.



03 Maret, 2009

KETIKA BENCANA DATANG




Tgl 27 Mei 2006, pagi hari saat semua orang sedang bersiap berkarya demi masa depan, tiba-tiba bumi bergetar dan meluluhlantakkan rumah, sekolah, tempat ibadah. Jiwa pun terenggut dalam kejadian di pagi itu. Gempa Bumi pun menghancurkan sebagian hidup saudara-saudara kita di Bantul, Yogyakarta.

Apa yang bisa kami lakukan sementara rumah dari beberapa karyawan SWALOKA juga mengalami kerusakan? Siapa yang harus didahulukan, teman atau masyarakat umum? TIDAK ADA. SEMUA HARUS DIDAHULUKAN. Kami pun bergerak selama sebulan penuh untuk membantu korban gempa, apalagi setelah kami tahu bahwa kerusakan yang dialami beberapa karyawan tidak separah yang kami duga. Kami pun berbagi tugas, ada yang mendistribusikan obat-obatan, makanan, tenda, bahan bangunan. Sebagian orang langsung membantu warga Bantul membersihkan puing-puing rumah yang hancur. Beberapa pembelajar pun terlibat secara penuh, berkeringat bersama warga membangun kembali hidup mereka.

Kami juga bekerja sama dengan mas Philus sebagai mitra dari JRS, mas Ishiguro sebagai wakil dari Japan Club, Child Doctor dari Jepang,Pak Thomas Hardy dari British Council, dan beberapa teman dari negara sahabat yang secara individual bersama kami mencoba berbagi dengan korban gempa bumi. Meskipun kami tidak bisa memberi banyak, kami berharap bahwa apa yang sudah kami lakukan bisa memberi makna pada mereka.













WHEN DISASTER CAME


In the morning of May 27, 2006 everybody was preparing for their day, when suddenly the earth was shaken and houses, schools, and sanctuaries were collapsed. Souls were suddenly taken that morning. Earthquake destroyed some parts of life in Bantul, Yogyakarta.
What could we do while houses of several staffs of SWALOKA were also destroyed? Who should come first, friends or strangers? NO ONE. ALL SHOULD BE PRIORITIZED. We then went on for a month to help victims of the earthquake around us. We even focused fully to other people after knowing that the damages to the staffs’ houses were not as terrible as we estimated.
We shared responsibilities among our team in distributing medicines, food, tents, and construction materials. Most of us helped the victims in Bantul region cleaning up the ruins of the damaged houses. Even some students got fully involved to these activities; with no reluctance to get sweating for other people when helping them rebuild their lives.
We cooperated with Philus as a partner from JRS, Ishiguro as the representative from Japan Club, Child Doctor from Japan, Thomas Hardy from the British Council, and several other friends from other countries who contributed as persons to relief the burden of the victims. Even though we could not give much, we do hope that whatever efforts we made could be of significance for them.

TERIMA KASIH, SAHABAT






Pada kesempatan ini, sudah sewajarnya kami berterima kasih dengan kebersamaan pihak-pihak lain yang berkehendak baik selama ini dalam berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Mereka yang berkehendak baik tersebut adalah

  1. Pak Thomas Hardy dari British Council Jakarta,
  2. Para staff dan guru pengajar JOCV, di NTC Jepang,
  3. Organisasi Child Doctor dari Jepang,
  4. Mas Ishiguro sebagai wakil dari Japan Club,
  5. Jesuit Refuges Services, Jogjakarta
  6. Mas Thomas Wiengerfiled dari Jerman,
  7. Mbak Yuki, dari Jepang
  8. Mas Thomas, Mbak Julia dari Swedia,
  9. Ibu Teressa, Mbak Kylee, Mas David, Mas Yudi dkk, dari Australia,
  10. Mbak Ninik, Mbak Anting, Mbak Junko,
  11. Ibu Ellen Sterling, Mas Guus Bruge, Mas Anno, Mbak Anne, Mbak Katinka, Belanda
  12. Para Mahasiswa Leiden dari Belanda,
  13. Pak Allan Aaronson, dkk, dari Inggris
  14. Semua karyawan KSU SWALOKA sebagai motor kegiatan ini



THANK YOU, FRIENDS

We would like to express our deepest gratitude to the generous men and women who were willing to share with others in need. Those special people are:

1. Mr. Thomas Hardy from British Council Jakarta,

2. JOCV staffs and teachers in NTC Japan,

3. Child Doctor Organization from Japan,

4. Ishiguro as the representative of the Japan Club,

5. Jesuit Refuges Services, Yogyakarta,

6. Thomas Wiengerfiled from Germany,

7. Yuki from Japan,

8. Thomas and Julia from Sweden,

9. Mrs. Teresa, Kylee, David, Yudi et. al. from Australia,

10. Ninik, Anting, Junko,

11. Mrs. Ellen Sterling, Guus Bruge, Anno, Anne, Katinka from Belanda,

12. All Leiden University students from Holland,

13. Mr. Allan Aaronson et al from England,

14. All staffs of KSU SWALOKA as the motor of this activity.